Warung Bebas Videos

Sabtu, 25 Februari 2012

DIPTARA


DIPTARA


Posted: 24 Feb 2012 08:09 PM PST
Minggu kemarin saya baru saja mengikuti sebuah seminar motivasi saat Rakernas di Tangerang yang diadakan oleh kantor saya. Satu pernyataan yang saya ingat dan selalu terngiang di telinga saya adalah saat speakernya menyodorkan sebuah fakta menarik. Yaitu sebuah analogi menarik yang membandingkan antara bayi manusia dengan bayi binatang.


Apa perbandingannya? Bayi binatang begitu lahir secara naluri langsung bisa survive, bertahan hidup. Sementara bayi manusia tidak. Bayi manusia pasti akan mati kalau lahir dibiarkan begitu saja tanpa ada yang menolongnya. Betul? Contoh, coba Anda bandingkan anak ayam yang begitu menetas lahir langsung bisa jalan sendiri mengikuti induknya dan bisa mulai belajar cari makan sendiri. Manusia? Boro-boro mencari makan sendiri, jalan sendiri saja tak mampu. Makan pun butuh disuapi baru bisa makan dan bertahan hidup.

Ya, manusia memang mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna melebihi mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Semua tidak bisa menyangkal fakta ini. Namun fakta yang saya sampaikan di atas akan menjadi berbeda 180 derajat keadaannya kalau manusianya adalah bayi manusia yang baru lahir. Manusia justru mahluk paling lemah tak berdaya yang butuh bantuan pertolongan manusia lainnya untuk bisa bertahan hidup dibandingkan dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya.

Melayani

Jadi, tidak salah kalau saya menyimpulkan bahwa sejak lahir manusia memang dikondisikan atau ditakdirkan untuk dilayani, bukan untuk melayani. Secara kodrat semua manusia begitu. Meminta atau menuntut untuk dilayani secara terus menerus sepanjang hidupnya dari sejak dia lahir sampai tumbuh dewasa bahkan sampai mati.

Pertanyaan saya kepada Anda apakah Anda sudah menyadarinya kalau semua orang maunya dilayani dan tak mau berbuat sebaliknya. Yaitu tidak mau dengan suka cita melayani orang lain meskipun dia tahu kalau dilayani itu enak dan amat menyenangkan.

Sampai di sini saya akan garis bawahi. Bukankah itu bentuk sebuah peluang betapa begitu banyak orang yang butuh dilayani orang lain. Betapa begitu banyak orang yang butuh untuk disenangkan, butuh diperhatikan dan butuh dipenuhi kebutuhannya? Sementara orang yang mau melayani orang lain ironinya justru tak banyak, hanya sedikit sekali dibandingkan dengan jumlah populasi manusia kebanyakan. Sekali lagi, bukankah ini sebuah bentuk peluang usaha?

Saat ini banyak perusahaan jasa jor-joran untuk memberikan pelayanan terbaiknya. Produk mungkin boleh sama tapi tidak dengan pelayanannya. Dan pelanggan sekarang makin pintar mencari perusahaan yang pelayanan paling baik. Contoh, orang boleh saja naik dalam pesawat yang sama tapi ada orang yang rela merogoh koceknya lebih untuk beli tiket dengan harga lebih mahal dari penumpang lainnya di kabin eksekutif. Semua itu dilakukan demi mendambakan sebuah pelayanan yang berbeda, lebih baik dari penumpang di kabin ekonomi yang hanya mendapat pelayanan standar. Kalau saya suka menyebut tipe-tipe orang semacam ini sebagai ciri pelanggan premium. Karena mereka rela mengeluarkan duit lebih demi membeli sebuah kenyamanan.

Nah, bagaimana kalau sekarang hal tersebut, masalah melayani, saya kaitkan dalam kegiatan usaha (berbisnis). Bukankah itu sebuah peluang yang bisa Anda garap? Bukankah begitu banyak bidang pekerjaan (jasa) yang bisa Anda garap dengan memanfaatkan sifat kelemahan dasar manusia yang satu itu, yang selalu ingin dilayani orang lain? Dari kaca mata berbisnis, ini yang sering saya alami, seringkali peluang bisnis saya dapatkan dari hal sederhana seperti itu. Ada orang punya uang banyak bisa membeli barang apa saja dari luar negeri yang mahal-mahal harganya namun dia tidak tahu caranya membeli, atau tidak mau repot dengan melakukannya sendiri, maka jadi lah saya akhirnya menawarkan diri jadi pelayan mereka, buka Jasa Internet Buying Agen melayani kebutuhan mereka.

Apa yang saya paparkan di atas hanya sekedar contoh saja bahwa betapa begitu banyak lahan bisnis yang bisa Anda garap, yang masih terbuka peluangnya. Jika Anda serius ingin berbisnis coba cari apa yang orang lain (pasar) butuhkan sementara Anda bisa memberikannya. Karena bisnis itu umumnya terjadi dari hal yang cukup sederhana seperti itu. Tidak terjadi dari hal-hal yang rumit. Silahkan baca tulisan saya sebelumnya "3 Hambatan Terbesar Untuk Memulai Berbisnis Online". Di tulisan ini saya pernah singgung bahwa bisnis itu terjadi kalau ada pasar yang mencari dan membutuhkan nichenya (ceruk market) sementara Anda bisa menyediakannya. Dan hal yang termudah dalam berbisnis adalah menjual barang atau bidang jasa yang menjadi kegemaran atau kesukaan Anda.

Gimana, masih tetap tidak mau berbisnis? Oke, selamat mencari peluang bisnis.

Sumber Foto: Service

Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar